Spesifikasi PC itu memang seringkali membingungkan banyak orang karena
begitu banyaknya. Apalagi sekarang banyak sekali produk-produk yang
diberi embel-embel gaming, yang tak jarang hanyalah sekedar marketing
gimmick semata. SSD atau HDD? Monitor 4K dengan 144Hz? Mobo gaming? PSU
mahal? Perlukah semuanya itu?
Saya akan bahas spesifikasi gaming tadi dari 1 sudut pandang, tujuan
tiap-tiap Anda bermain game. Karena tujuan inilah yang akan membedakan
spesifikasi PC atau laptop yang Anda butuhkan untuk bermain.
The Purpose
Banyak produk PC
sekarang dipasarkan dengan istilah-istilah gaming namun ada satu hal
yang mungkin tidak disadari oleh banyak orang, tujuan tiap-tiap orang
bermain game. Tujuan ini penting disadari dalam menentukan prioritas
memilih komponen karena, jika tidak, Anda harus menguras seluruh isi
tabungan untuk membeli produk-produk yang mungkin tidak akan Anda
butuhkan fungsinya.
Dari sisi tujuan bermain game, saya membagi ada 2 tipe PC gamer: competitive gamer dan leisure gamer.
Inilah perbedaan kedua
tipe tadi. Competitive gamer hanya punya satu tujuan: memenangkan
persaingan dan menjadi juara. Sedangkan leisure gamer, mereka memang
ingin memenangkan permainan, namun bukan itu tujuan utamanya. Tujuan
utama leisure gamer adalah untuk menikmati permainan.
Gaming Specifications
Atas dasar tujuan tadi
itulah, saya memberikan pertimbangan untuk tiap-tiap komponen di bawah
ini. Mari kita bahas satu demi satu, yang saya urutkan dari yang paling
signifikan perbedaannya namun juga paling tidak banyak disadari.
1. Storage (HDD atau SSD)
Kebutuhan storage ini
sangat berbeda antara kedua tipe gamer tadi. Competitive gamer tidak
butuh storage yang berlebihan, bahkan mungkin satu HDD 500GB saja sudah
cukup. Karena competitive gamer, idealnya hanya bermain 1 judul game.
Misalnya saja, Richard Permana dan kawan-kawan saya dari TEAMnxl> nya harus berlatih 8 jam sehari bermain CS:GO. Tentunya, mereka tidak akan punya banyak waktu luang untuk bermain game-game lainnya.
Competitive gamer juga sebenarnya tidak butuh SSD (jika ada yang bilang butuh, percayalah, itu hanya trik marketing saja nyahaha…).
Kenapa? Silahkan coba sendiri jika tidak percaya, CS:GO, Dota 2, LoL, Overwatch,
atau game-game kompetitif terlaris lainnya tidak akan berubah banyak
waktu loadingnya antara SSD dan HDD. Waktu loading game tersebut
biasanya lebih tersendat oleh koneksi internet Anda, bukan kecepatan
baca-tulis storage.
Sebaliknya, leisure
gamer di jaman sekarang ini IDEALNYA pakai SSD, minimal 120GB (plus HDD
1TB untuk game-game yang tidak terlalu berat loading time-nya).
Saya sempat membandingkan sendiri loading time Fallout 4 di SSD dan HDD. Loading time Fallout 4
di SSD itu hanya 2-3 detik saat Fast Travel atau pindah lokasi.
Sedangkan dengan HDD, loading time-nya bisa sampai 30 detik atau lebih.
Jadi, kecuali Anda
memang bermain game sambil mencuci piring untuk menunggu waktu loading,
SSD jadi begitu penting bagi leisure gamer karena file-file game yang
besar-besar dan terlalu berat di-load oleh HDD di jaman modern ini.
2. Monitor
Monitor ini penting
dibahas karena jarang sekali yang membahas monitor untuk kebutuhan
gaming – padahal sekarang banyak sekali produk-produk yang ditawarkan
sebagai ‘monitor gaming’.
Bagi competitive gamer,
Anda butuh monitor yang cepat. Jika Anda punya dana, carilah yang bisa
memberikan refresh rate 144Hz. Jika tidak, cukup cari yang memberikan
2-5ms response time. Produk-produk yang diberi label gaming monitor tadi
yang biasanya dapat memberikan spesifikasi tersebut.
Anda bisa mengorbankan
akurasi warna, rasio kontras, resolusi layar, dan banyak hal lainnya
jika anggaran Anda memang terbatas. Percaya saya, Anda tidak butuh
bermain CS:GO di resolusi 4K karena hal itu tidak akan menambah peluang Anda memenangkan pertandingan.
Sebaliknya, jika Anda
adalah leisure gamer, saya justru lebih menyarankan Anda untuk mencari
monitor-monitor yang dipasarkan untuk kebutuhan multimedia alias
menonton film.
Saya tahu ini mungkin
tidak sesuai dengan iklan-iklan monitor gaming ^,^ tapi ini faktanya.
Pasalnya, leisure gamer itu lebih peduli dengan kualitas visual, bukan
kecepatan – kebalikan dari gamer competitive.
Jadi, jika Anda
termasuk tipe leisure gamer, carilah monitor dengan black level,
contrast ratio, color range yang tinggi. Kenapa? Karena tanpa monitor
yang mampu menghasilkan kualitas visual yang baik, ambient occlusion,
dynamic shadow, atau bahkan plugin-plugin visual seperti ReShade dan
ENB, tidak akan mampu menyajikan kualitas gambar yang maksimal.
Plus, kualitas visual
itu sangat berpengaruh terhadap faktor imersifitas atmosfir permainan.
Misalnya saja, coba naikkan brightness monitor Anda sampai mentok saat
memainkan game horror, saya kira game horror tadi jadi tidak begitu
menyeramkan karena kehilangan atmosfir horror-nya.
Anda juga sebenarnya tidak butuh monitor 144Hz jika Anda masuk di kategori ini. Pasalnya, beberapa game DX11, seperti Fallout 4, justru malah aneh physics-nya saat disetel di atas 60Hz – yang diterjemahkan jadi 60 fps.
Lalu bagaimana dengan
monitor 4K? Well, kecuali Anda punya pohon uang, saya sarankan untuk
menunggu dan tetap menggunakan resolusi HD (1920×1080). Karena, selain
harga monitornya yang masih minta ampun mahalnya, resolusi 4K juga akan
menuntut Anda untuk menggunakan kartu grafis kelas high-end, minimal
yang harga Rp 7 jutaan untuk mendapatkan framerate mulus 50-60fps.
3. Kartu Grafis
Kartu grafis ini memang
komponen paling penting untuk menentukan performa gaming dan juga
paling populer namun kebutuhan kartu grafis Anda akan sangat ditentukan
dari tujuan Anda bermain.
Untuk competitive
gaming, Anda tidak butuh kartu grafis yang terlalu mahal. Kartu grafis
seharga Rp 2 jutaan sebenarnya juga sudah lebih dari cukup untuk
game-game kompetitif karena memang kebutuhan spesifikasinya yang tidak
berat.
Kenapa? Karena selain
game-game kompetitif terlaris memang tidak berat, gamer kompetitif juga
mungkin tidak butuh fitur-fitur grafis canggih atau malah plugin-plugin
visual seperti ENB, ReShade, ataupun SweetFX.
Prioritas visual dari
competitive gamer adalah clarity (kebersihan layar) karena faktanya
sejumlah efek-efek visual justru bisa menghalangi pandangan Anda melihat
medan pertempuran – dan terlambat mengidentifikasi apa yang terjadi di
layar adalah soal hidup dan mati bagi gamer kompetitif.
Sebaliknya, jika Anda
termasuk leisure gamer dan sudah menggunakan monitor Full HD
(1920×1080), Anda mungkin harus menabung untuk membeli kartu grafis Rp 4
juta ke atas jika ingin bermain dengan framerate mulus dan setting
grafis tinggi.
Kenapa? Karena
fitur-fitur grafis yang paling cantik dan seksi itu berat-berat,
misalnya seperti anti-aliasing, anisotropic filtering, bloom, ambient
occlusion, dan kawan-kawannya, yang harus diaktifkan untuk mendapatkan
kualitas visual yang istimewa.
4. Motherboard
Apakah Anda butuh motherboard gaming? Jawabannya adalah, bisa iya, bisa juga tidak.
Motherboard ini paling tricky
bagi saya pribadi. Pasalnya, di satu sisi, mobo biasa, bukan yang
gaming, juga sebenarnya sudah cukup untuk bermain game. Namun di sisi
lain, mobo gaming biasanya menggunakan komponen yang lebih baik,
sehingga lebih awet.
Prioritas utama saya
dalam menentukan mobo adalah durabilitas. Karena sekencang apapun PC
Anda, ia tidak akan berguna saat tidak bisa digunakan.
Plus, mobo gaming juga
biasanya lebih mudah dalam pengoperasian auto-overclockingnya. Jadi,
bagi Anda yang awam soal OC, Anda tetap bisa mendapatkan manfaat
overclocking dari mobo gaming.
Namun demikian, jika
Anda memang cukup familiar dengan hal-hal berbau teknis, Anda mungkin
tidak butuh juga mobo gaming tadi – cukup yang durable – karena mobo
gaming biasanya jadi dibanderol dengan harga lebih mahal dari seri yang
biasa.
Saya pribadi juga tidak
menggunakan mobo gaming karena, well, saya lebih suka overclocking
manual dan saya sudah tahu produk mana yang tahan banting. Saya masih
menggunakan Gigabyte GA-P55-UD3 dengan Intel Core i5 750, yang dirilis 2009 silam alias 7 tahun yang lalu. Padahal, saya menggunakannya cukup hardcore (baca: ngawur) dan saya juga masih bisa memainkan game-game terbaru sekalipun, seperti Fallout 4 tadi, dengan mobo ini.
So, saran saya, jika
Anda malas belajar hal-hal berbau teknis, mobo gaming mungkin lebih pas
untuk Anda karena mobo-mobo tersebut sudah disesuaikan untuk main game
dari pabrikannya. Sebaliknya, jika Anda seperti saya, yang justru suka
tweaking di sana-sini dan pelit (wkwkwk…), Anda hanya perlu mencari yang
durable.
Lalu, bagaimana dengan
perbedaan mobo untuk competitive dan leisure gamer? Well, saya kira
faktor durabilitas itu jadi penting karena jika PC Anda mati berarti
Anda tidak bisa berlatih (bagi competitive gamer) atau tidak bisa
bersenang-senang (bagi leisure gamer).
Namun, pada dasarnya, memilih mobo
gaming ini bukan terletak pada tujuan Anda bermain, competitive atau
leisure, namun lebih ke kesediaan Anda untuk belajar hal-hal berbau
teknis.
5. PSU
Berhubung artikel ini disponsori oleh produsen PSU berkualitas, saya harus memasukkannya di sini… nyahaha… Just kidding ^,^.
Saya merupakan salah
satu dari segelintir orang yang tidak akan pernah lelah mengingatkan
betapa pentingnya PSU berkualitas untuk PC Anda, baik itu untuk gaming
atau kebutuhan PC lainnya.
PSU ini seperti mobo, kesehatannya akan berpengaruh terhadap keseluruhan PC Anda. Jika PSU Anda tidak waras, dapat dipastikan PC Anda akan sering kumat penyakitnya. PSU adalah jantung PC Anda (listrik itu ibarat darah di tubuh Anda).
BACA JUGA: PSU Abal vs. PSU Berkualitas
So, bayangkan saja
orang dengan penyakit jantung, mereka tidak akan bisa memberikan
performa fisik setinggi orang-orang yang jantungnya masih sehat.
Jadi, terlepas dari
apapun kebutuhan Anda, dan berbeda dengan soal mobo gaming yang
bergantung pada kesediaan Anda belajar, PSU berkualitas itu wajib,
misalnya seperti FSP Hydro G ^,^, untuk semua orang yang ingin PC-nya sehat walafiat.
Jika PSU Anda modar, Anda tidak bisa berlatih dan bersenang-senang dengan PC Anda. So, please, jangan beli PSU abal-abal lagi ya…
Conclusion…
Akhirnya, saya memang tidak bisa memasukkan semua komponen di sini, karena akan jadi terlalu panjang.
Namun pada dasarnya,
competitive gamer tidak terlalu menitikberatkan spesifikasi PC-nya
karena memang game-game kompetitif terlaris sekarang ini tidak terlalu
berat dari sisi spek, misalnya CS:GO, Dota 2, ataupun LoL.
Lagipula, competitive
gamer lebih menitikberatkan pada skill individu dan kerjasama tim
ketimbang spek PC. Competitive gamer harus percaya dengan perkataan ini,
“It’s not about the gun, it’s about the man behind the gun.”
Sebaliknya, leisure gamer akan butuh spek tinggi di semua aspek karena
memang game-game paling asik di jaman sekarang butuh resource yang besar
dan berat, misalnya seperti game-game Fallout 4, GTA V, Deus Ex: Human
Revolution, Rise of the Tomb Raider, atau yang lain-lainnya. Karena,
seperti kata Kahitna, jatuh cinta itu berawal dari mata… ^^
Artikel ini disponsori oleh FSP Hydro. Seri premium dari produsen
Power Supply kelas atas yang akan menjamin kenyamanan PC gaming
tertinggi dengan segudang fiturnya seperti sertifikasi 80 Plus untuk
efisiensi tingkat tinggi, Japanese capacitors, dan proteksi kelistrikan
lengkap untuk PC kesayangan Anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar