Boleh dan Tidak Boleh dilakukan Terhadap SSD
Media penyimpanan berupa SSD kini semakin populer dibandingkan dengan harddisk. Hal tersebut dikarenakan keunggulan yang ditawarkan SSD baik dari sisi kecepatan transfer, konsumsi daya, bobot, hingga lifespan yang lebih lama.
Meski sama-sama merupakan komponen yang berfungsi menyimpan data yang bersifat tetap (non-volatile). Baik SSD maupun harddisk ternyata memiliki perlakukan yang berbeda dalam hal perawatannya. Untuk kasus tertentu SSD tidak dapat diperlakukan sama dengan harddisk karena justru bisa mempersingkat umur dari SSD itu sendiri.
Nah melalui artikel berkut ini, kami akan coba paparkan beberapa hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan terhadap SSD.
1. SSD sebaiknya hanya digunakan untuk OS saja
Sebagai sebuah media penyimpanan, tentunya akan selalu berhubungan dengan aktivitas baca dan tulis data. Proses penghapusan data sebetulnya merupakan proses penulisan data juga di mana data sebelumnya akan ditimpa dengan data baru dengan nilai bit yang bernilai kosong. Saat ada data baru yang akan ditulis di tempat (sector) yang sama maka data baru akan langsung ditulis ditempat yang lama, di mana istilah ini kita kenal dengan sebutan overwriting.
Pada harddisk, proses ini merupakan hal yang biasa. Namun tidak bagi SSD. Kegiatan overwriting dapat menimbulkan “sampah data” yang lama kelamaan bisa menurunkan performa SSD karena SSD harus memilah antara data baru dan data lama.
Solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini adalah dengan melakukan TRIM. TRIM memastikan saat sistem operasi mau menulis di sektor yang sama, data yang lama akan terhapus total tanpa ada sampah lagi. Selain itu, fungsi TRIM juga akan membuat semua sektor yang dihapus dan diformat menjadi bersih. Hal ini akan membuat sebuah SSD menjadi kencang sama seperti yang baru.
Merujuk pada penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa SSD yang digunakan sebagai direktori penyimpanan data memiliki resiko lebih besar ketimbang SSD yang hanya diperuntukkan sebagai sistem operasi saja. Karena ketika digunakan sebagai sistem operasi, maka aktivitas baca tulis data terjadi lebih sedikit ketimbang jika dijadikan sebagai direktori penyimpanan data.
2. Lakukan Update driver secara berkala
Melakukan update (pembaharuan) pada driver chipset akan memberikan peningkatan kinerja pada SSD anda, hal ini disebabkan oleh kompatibilitas dengan sistem yang bertambah sehingga proses reading/writing file juga akan meningkat. TRIM merupkan fitur yang penting, TRIM meningkatkan performa dari SSD secara signifikan dan mampu menjaga lifetime (umur) dari SSD. Dengan memperbaharui driver dari chipset, secara otomatis TRIM juga ikut ter-update.
3. Pastikan Menggunakan Mode AHCI
Pastikan ANda menggunakan mode AHCI pada controller untuk storage. AHCI merupakan kependekan dari Advanced Host Controller Interface yang merupakan mekanisme hardware yang mengizinkan software untuk berkomunikasi dengan komponen yang sudah menerapakan Serial ATA (SATA). Perlu diketahui, terdapat sejumlah fitur yang hanya bisa diperoleh pada interface SATA ketimbang Parallel ATA (PATA), diantaranya :
- Hot plugging
- Native command queuing (NCQ)
Penggunaan fitur NCQ ini cukup berpengaruh terhadap performa SSD karena dapat mengefektifkan kemampuan pencarian data.
Figure 1 Ilustrasi fitur NCQ pada harddisk |
Figure 2 Without AHCI (kiri) vs AHCI (kanan) |
4. Menonaktifkan fitur hibernation pada SSD
Ketika sistem operasi Windows masuk ke dalam mode “sleep”, maka ia akan melakukan write sejumlah konten pada RAM ke massive file (hiberfil.sys). Sleep mode ataupun hibernation mode sangat berguna bagi HDD, karena dengan sleep mode HDD bisa melakukan load program dan sistem operasi lebih cepat ketimbang harus booting ke sistem terlebih dahulu. Hal ini tentu saja tidak berguna untuk SSD, SSD hanya butuh waktu setidaknya 30 detik untuk melakukan booting kedalam sistem. Jadi hibernation/sleep mode hanya akan menghabiskan sekitar 2.5 GB space SSD Anda, sebaiknya kita menonaktifkan saja mengingat ruang penyimpanan dari SSD biasanya kecil dan terbatas.
5. Hindari melakukan Defragmentation pada SD
Proses defrag pada HDD sangat berguna untuk mengembalikan performa harddisk. Namun hal ini tidak berlaku pada SSD. Mengapa? pertama, SSD dapat mengakses seluruh sektor sama cepatnya dalam satu waktu, karenanya fragmentasi data pada SSD sama sekali tidak membuat kinerja SSD jadi lebih lambat. Kedua, SSD tidak dapat dengan mudah meng-overwrite tiap sektornya dengan data baru, data pada sektor tersebut terlebih dahulu akan dihapus, itu berarti ketika melakukan operasi write data juga melakukan operasi erase. ketiga, performa operasi write data pada SSD mengalami penurunan seiring usia dari SSD dan setiap sektor pada SSD hanya dapat di-overwrite beberapa kali saja. Dengan kata lain, defrag tidak akan membawa perubahan yang pada performa SSD anda, hanya akan membuat kecepatan SSD anda berkurang seiring waktu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar