Sebelumnya, mouse menggunakan mekanisme bola karet yang terletak di bawah mouse yang dapat digelindingkan ke segala arah (omni direction). Penggunaan bola karet ini ternyata memiliki kendala yang umum terjadi yakni, hilangnya tingkat sensitivitas dan presisi dari mouse tersebut akibat bola karet yang kotor. Hal tersebut terjadi dikarenakan bola karet akan menangkap setiap kotoran, seperti remah manakan ataupun debu yang berada pada alas mouse (mouse pad) yang akan menumpuk seiring lamanya penggunaan. Solusinya, kita harus membersihkan mouse tersebut, khususnya pada bagian bola karetnya secara berkala.
Saat ini trend penggunaan mouse mulai bergeser pada jenis optical yang umumnya menggunakan basis cahaya dan sebuah kamera kecil. Seiring mouse digerakkan, cahaya tersebut mulai berpendar di bawah permukaan mouse dan menangkap ratusan gambar per detik. Data dari gambar tersebut digunakan mouse sebagai bahan perbandingan sehingga mouse dapat menentukan arah pergerakan dari penggunanya. Selanjutnya mouse akan mengirimkan data ini ke komputer (processor) sehingga pada akhirnya output berupa kursor akan ditampilkan di layar monitor.
Selain jenis optik, terdapat pula jenis laser mouse yang memiliki prinsip yang sama. Bedanya hanya terletak pada penggunaan cahayanya saja. Laser mouse umumnya menggunakan cahaya infrared ketimbang cahaya tampak (visible light).
Gaming mouse baik berbasis laser maupun optic secara teknis selalu diidentikan dengan DPI (dot Per Inch) dan polling rate. Namun apakah arti dari kedua nilai tersebut? apakah berarti semakin besar nilainya, maka akan memberikan output yang baik pula?
Pada praktiknya, kedua spesifikasi di atas hanya berlaku dan memberikan manfaat lebih banyak hanya pada gamer. Spesifikasi tersebut dibutuhkan guna memberikan reaksi cepat pada gamer saat bermain game sehingga dapat memberikan pengalaman bermain yang benar-benar real-time dengan delay sekecil mungkin.
Lain ceritanya jika kedua spesifikasi di atas hanya digunakan untuk penggunaan browsing internet atau digunakan pada spreadsheet atau word processing.
DPI
Dots Per Inches atau
Counts Per Inches sering kali disalah artikan sebagai tolak ukur dalam menilai
kualitas sensor. Hmm…ini sebetulnya sebuah pemahaman yang kurang tepat.
DPI/CPI hanya perhitungan pergerakan cursor sehubungan dengan jarak yg dihasilkan dari pergerakan mouse, jadi semakin besar DPI yang digunakan maka semakin pendek jarak yg ditempuh saat menggerakkan mouse.
Sebuah mouse dengan nilai
DPI yang besar akan memberikan manfaat lebih saat digunakan pada game yang
membutuhkan pergerakan yang kecil seperti saat memainkan game FPS di mana Anda
dapat DPI/CPI hanya perhitungan pergerakan cursor sehubungan dengan jarak yg dihasilkan dari pergerakan mouse, jadi semakin besar DPI yang digunakan maka semakin pendek jarak yg ditempuh saat menggerakkan mouse.
membidik target lewat riffle secara lebih mudah sehingga hasilnya akan
lebih akurat. Meski begitu, DPI tinggi, tidak selalu memberikan keuntungan. Ketika memainkan game yang tidak membutuhkan
fungsi zoom misalanya, maka nilai DPI yang tinggi justru akan menjadi mouse
terlalu sensitif saat digerakkan.
Sering kali kurangnya pemahaman akan hal tersebut menjadi makanan empuk
bagi marketing perusahaan gaming yg mengembar-gemborkan DPI/CPI
setinggi-tingginya.
POLLING RATE
Merupakan kecepatan informasi yg diberikan oleh mouse dalam melacak setiap pergerakannya.
Gaming mouse saat kini kebanyakan telah memberi option utuk bebas memilih dari 125-1000Hz. Sebagai informasi, berikut merupakan respond time dari masing-masing rate :
125hz - 8ms
250hz - 4ms
500hz - 2ms
1000hz - 1ms
Sumber : www.roccat.org |
Lantas pertanyaan yg muncul berikutnya apakah semakin tinggi polling rate maka semakin baik? belum tentu.
Seperti telah disebutkan sebelumnya, polling rate menjelaskan informasi mengenai seberapa sering mouse memberikan report posisi kepada komputer. Jika sebuah mouse memiliki polling rate 125 Hz, ini artinya, mouse tersebut akan memberikan report kepada komputer setiap 8 millisecond. Sementara mouse dengan polling rate 500 Hz mampu memberikan report kepada komputer setiap 2 millisecond.
Memilih Jenis Mouse yang Tepat
Melihat dari penjelasan di atas, maka kita sampai pada akhir kesimpulan. Bagaimana memilih jenis mouse yang tepat? Baik DPI maupun polling rate, keduanya merupakan faktor yang harus dipertimbangkan. Semakin tinggi nilai DPI dan Polling rate, belum tentu berdampak baik. Fungsi DPI maupun polling rate harus disesuaikan juga dengan penggunaan.
Maka dari itu,
sebuah mouse yang baik adalah jenis mouse yang memiliki pengaturan untuk
mengkonfigurasikan kedua nilai tersebut. Salah satu mouse gaming yang
menghadirkan kemudahan pengaturan konfigurasi DPI dan Polling rate adalah Roccat Kiro, brand periferal Gaming asal
Jerman.
Mouse ini secara
spesifikasi menyediakan pengaturan DPI hingga 4000 DPI yang bisa
dikonfigurasikan dengan sangat mudah dan cepat lewat aplikasi Roccat Swarm. Begitu juga dengan nilai polling rate-nya.
Roccat Kiro memiliki nilai polling rate cukup tinggi yakni 1000Hz yang artinya
report posisi dari mouse ini akan dikirimkan kepada komputer setiap 1
millisecond. Kemudahan kustomisasi memungkinkan Roccat Kiro digunakan maksimal
baik pada game yang membutuhkan mouse berpolling rate tinggi seperti pada genre
RTS (Real Time Strategy) atau gameplay super intens atau pada game yang
membutuhkan mouse berDPI tinggi seperti pada game
bergenre FPS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar